Cerita Dewasa Hot ngentot dengan kakak Sendiri | Cerita Hot Terbaru - Spesial Update Foto Imut Cantik www.ceritadewasaterbaru.blogspot.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian,
Cerita dewasa, Cerita Ngentot terbaru, cerita hot , Foto ABG hot , Foto telanjang Tante , Foto bugil, Dewasa Terbaru , Cerita Dewasa Hot Posting Pilihan
Cerita Dewasa~video 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta www.ceritadewasaterbaru.blogspot.com
Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut.Update kali ini spesial
Foto Hot Tante ,
Foto Bugil Tante , Foto Telanjang Tante , Foto Tante Semok , Foto Tante Binal , Foto Tante Bispak ,
Foto Tante Seksi
Cerita Dewasa
Cerita Dewasa Hot ngentot dengan kakak Sendiri | Cerita Hot Terbaru - Panggil saja aku Vel umurku sekarang 27 tahun, sekarang aku bekerja pada sebuah perusahaan di salah satu kota di negara bagian New Hampshire. Aku cukup salut dengan website ini. Dan singkatnya aku tertarik untuk mencoba menceritakan apa yang aku alami dan kujalani sampai saat ini. Saat ini aku tinggal bersama kakak perempuanku, panggil saja Kak Risa Umurnya sekarang 31 tahun, 4 tahun lebih tua dariku. Kehidupan kami saat ini begitu tenang, tertutup namun bahagia.
cerita dewasa, cerita sex, cerita panas, cerita seks, cerita mesum, cerita hot, cerita bokep, cerita ngentot, cerita porno, ngentot artis, foto sexy, abg bugil, foto seksi, foto hot, foto mesum, foto panas, foto sex, foto bugil, cewek bugil.A
ku akan memulai dari awal bagaimana semuanya terjadi, percaya atau tidak bahwa apa yang
ku alami ini tidak mengalami hambatan atau rintangan sama sekali, hal yang membuat
ku sendiri heran bila memikirkannya . Awalnya 15 tahun yang lalu saat a
ku masih berumur 12 tahun . Kami besar dari keluarga berada, keseluruhan saudara
ku ada 5 orang . Nomor satu dan dua laki-laki sedangkan yang ketiga perempuan . Kak Risa nomor empat dan a
ku paling akhir . Sebenarnya a
ku lahir di Indonesia . Hanya memang Papa
ku adalah pria berkebangsaan Amerika . Sedangkan Mama
ku asli orang Indonesia .
Waktu a
ku berumur 12 tahun, kami masih tinggal di Indonesia . Tapi Papa
ku tidak disini karena ia memang tidak bekerja di Indonesia . Setahu
ku dulu Mama
ku juga sibuk bekerja, ia tidak terlalu khawatir karena kedua kakak
ku yang lain sudah cu
ku p dewasa dan dianggap bisa menjaga kami . A
ku maklum karena kedua orang tua
ku memang berencana mengurus kepindahan kami semua ke Amerika .
Sebenarnya kami semua saling menyayangi satu sama lain . Jarang sekali
ku lihat ada pertengkaran di antara kakak-kakak
ku . Tapi sejak kecil a
ku memang sudah dekat sekali dengan Kak Risa . Memang dia yang selalu menemani
ku saat a
ku bermain . Ya selain itu jarak umur antara a
ku dan kakak
ku yang nomor tiga sangat jauh sekitar 8 tahun . Kak Risa memang sangat sayang pada
ku , hampir tiap kali a
ku selalu dapat bermanja-manja dengannya . Ya, hal itulah yang membuat
ku sangat interest sekali dengan Kak Risa . Bahkan
ku ingat seumur
ku waktu itu a
ku sudah mulai ada ketertarikan dengan kakak
ku .
Pada awalnya a
ku hanya berandai-andai saja . Sebab saat itu a
ku yakin sekali bahwa tidak mungkin a
ku menjalin hubungan yang lebih dengan kakak
ku . Paling Kak Risa cuma menganggap a
ku adiknya saja . Meskipun sebagai adik a
ku selalu mendapat perla
ku an istimewa darinya . Dari kecil a
ku dan Kak Risa memang tidak pernah berpisah, kamar kamipun jadi satu . Sebenarnya saat a
ku berusia 9 tahun, a
ku sudah minta kamar sendiri, tapi Kak Risa tidak setuju, alasannya sederhana, ia tidak mau pisah kamar dengan
ku , masa itu sebenarnya adalah masa di mana a
ku agak enggan berbagi, inginnya memodifikasi kamar sendiri tanpa ada yang mencampuri, tapi tidak jadi masalah, lagipula a
ku dulu pena
ku t, dan a
ku sudah terbiasa tidur dalam pelukan kakak
ku .
Mungkin waktu kecil dulu a
ku tergolong bandel . Kalau Mama lagi tidak ada, orang rumah pasti
ku buat repot dengan ulah
ku . Kak Risa juga sering
ku jahili . Biasanya kalau tidur malam Kak Risa hanya menggunakan celana dalam aja . A
ku tidak mengerti kenapa . Padahal kamar menggunakan AC . Seringnya a
ku iseng memainkan dan menghisap puting susunya . Kak Risa mengetahui hal itu tapi dia tidak pernah marah atau menegur
ku , paling cuma bilang, Kalo mau kaya gini kenapa nggak minta sama Mama aja sih? . Lucunya hal itu malah jadi kebiasaan
ku . Dan karena tidak ada yang tahu, kejadian seperti itu berlangsung terus sampai usia
ku beranjak 12 tahun .
Tapi makin besar a
ku mulai merasa tidak enak sendiri, meski kebiasaan
ku itu tidak jadi masalah buat Kak Risa .
Kak Risa itu orangnya tomboy Sekali . Saat dia berumur 16 tahun dia i
ku t beberapa bela diri . A
ku tadinya tidak tertarik, tapi Kak Risa juga minta a
ku i
ku t beladiri . Bisa dibayangkan seperti apa jadinya, gaya jalannya jadi aneh, tidak feminin . Kalau tidak tertutup dengan wajahnya yang cantik dan bodynya yang bagus, cowok pasti malas dekat dengan Kak Risa . Apalagi ditambah sifat Kak Risa yang tertutup, dan cenderung idealis . Selain itu kelihatannya Kak Risa juga tidak terlalu tertarik membina hubungan dengan lawan jenis . Terutama setelah i
ku t beladiri . Tapi biar begitu a
ku tahu kalau banyak cowok cakep yang suka sama dia . Dan Kak Risa hanya datar saja menanggapinya . Soalnya a
ku sering terima telepon untuk Kak Risa . Dan sering sekali dia tidak mau terima teleponnya . Bisa dibilang Kak Risa sangat Untouchable .
Saat umur
ku hampir 13 tahun, awal mulai masuk SMP, a
ku suka dengan seorang gadis teman sekelas
ku . A
ku sangat suka padanya, tapi tidak berhasil mendekatinya, intinya kalah bersaing . Saat itu perasaan
ku benar-benar tidak enak . A
ku berusaha menghibur diri dengan sering pergi ke rumah sahabat-sahabat
ku . Di sanalah a
ku mulai mengenal bu
ku -bu
ku dan film khusus dewasa . Di usia
ku yang sekecil itu a
ku sudah memiliki majalah luar negeri khusus dewasa, juga filmnya . Tidak sulit, karena nyaris seluruh sahabat
ku bukan orang Indonesia . Dan mereka sangat bebas mendapatkan barang seperti itu pada masa-masa tersebut .
Kak Risa tahu bahwa a
ku memiliki barang-barang itu, memang itu susahnya kalau satu kamar, jujur saja Kak Risa tidak suka a
ku memilikinya hingga a
ku sempat dimarahi juga olehnya, dan ia meminta
ku untuk membuang barang-barang itu . Apa boleh buat, bagi
ku lebih baik benda-benda itu yang a
ku singkirkan daripada a
ku kehilangan kasih sayang Kak Risa .
Meski Kak Risa sudah punya banyak kesibukan dengan studi dan kegiatan sekolahnya, perhatiannya pada
ku tidak berubah, malah cenderung semakin berlebihan, Kak Risa semakin sering memaksa
ku untuk menemaninya saat ia sedang mela
ku kan kegiatannya atau pergi kemanapun . Ia juga makin sering mencium dan memeluk
ku dengan mesra, bahkan di depan umum . Mulanya a
ku merasa tidak nyaman dengan perla
ku annya itu, tapi lama kelamaan a
ku merasa nyaman juga . Perasaan
ku pada Kak Risa muncul kembali . Kalau dulu ciumannya
ku tanggapi biasa saja, sekarang a
ku lebih senang membalasnya dengan mesra . A
ku pun mulai suka memberikan perhatian lebih pada kakak
ku itu, mungkin karena merasa perhatiannya mendapat respon lebih dari
ku . Kak Risa jadi makin sayang pada
ku . Setengahnya kami jadi mirip orang yang sedang berpacaran, meskipun secara fisik tetap kelihatan kalau a
ku adiknya .
A
ku ingat malam itu saat a
ku pertama kali mela
ku kannya dengan kakak
ku , seperti biasa a
ku bercanda dengan Kak Risa di dalam kamar, saat itu semua orang rumah sudah tidur, kesempatan itu biasanya sering
ku gunakan untuk mencurahkan isi hati pada kakak
ku , semua permasalahan yang
ku dapat hari itu selalu
ku tumpahkan padanya, dan Kak Risa selalu merespon itu semua dengan sabar dan penuh pengertian, dan memang
ku a
ku i beberapa waktu terakhir Kak Risa cenderung over . Kata-kata dan sikapnya sangat mesra pada
ku apalagi kalau kami hanya berdua saja seperti itu, perla
ku annya itu sering membuat jantung
ku berdebar, a
ku sadar sepenuhnya bahwa dia itu kakak
ku , tapi a
ku tidak mengerti kenapa hati
ku bisa bergejolak tidak karuan .
Kalau tidak salah waktu itu Kak Risa mengenakan kaos dan celana dalam warna putih, rambutnya dibiarkan terurai . Beda dengan kesehariannya, kakak
ku saat itu terlihat sangat feminin dan cantik sekali . A
ku ingat sesekali Kak Risa meraih kepala
ku dan menciumi
ku . A
ku tidak berpikir macam-macam, hanya memang a
ku sangat menikmati perla
ku an Kak Risa pada
ku . Sampai suatu kali Kak Risa mencium bibir
ku ,
ku balas dengan ciuman mesra . Yang sebenarnya serabutan . A
ku mencoba berlama-lama meski tidak yakin berhasil, tapi karena a
ku menikmatinya, berhasil juga .
ku lumat bibir kakak
ku itu dengan lembut . Kak Risa kelihatannya juga suka dengan ciuman
ku . Sebab dia sama sekali tidak berusaha menyudahi ciuman itu, bahkan kedua tangannya semakin memeluk
ku erat, a
ku bisa merasakan belaiannya di kepala
ku . Tapi sayangnya ciuman itu terhenti . Kak Risa menghela nafas sambil memandang
ku aneh .
Kakak
ku cium lagi ya, mendengar itu Kak Risa masih diam .
Mungkin dia masih heran dengan kela
ku an
ku , memang tidak biasanya a
ku membalas ciumannya sampai selama itu . Tapi tatapannya kemudian berubah mesra lalu dia tersenyum dan justru ganti mencium
ku lagi . Kali ini ciuman
ku mulai agresif . Bibir kami seolah tidak berhenti untuk saling melumat, diiringi desahan-desahan erotis dari Kak Risa, detak jantung
ku menjadi semakin cepat .
ku coba mendorong Kak Risa agar merapat ke dinding . Kemudian
ku ciumi jenjang leher kakak
ku . Tangan
ku yang dari tadi pasif sekarang mulai mencoba mela
ku kan eksplorasi kesana kemari .
Sementara bibir
ku masih berkonsentrasi pada leher Kak Risa, tangan
ku telah menyusup ke dalam kaos putihnya, dan tanpa kesulitan a
ku langsung dapat menemukan buah dada Kak Risa yang tidak tertutup oleh bra sama sekali, menurut
ku untuk u
ku ran gadis yang hampir 17 tahun, buah dada Kak Risa tergolong cu
ku p besar, tentu saja a
ku sudah sering melihatnya, karena sampai saat itu kami masih sering mandi bersama . A
ku mencoba meremasnya dengan lembut . Kak Risa tampak menggeliat dan sesekali mendesah .
Perlahan
ku naikan kaos itu supaya tidak menghalangi buah dada Kak Risa . Dan begitu buah dadanya terlihat, tanpa basa-basi langsung
ku hisap putingnya yang berwarna merah muda itu dan
ku remas dengan bibir
ku . A
ku benar-benar menikmatinya seperti bayi yang sedang menyusu . Sesaat
ku tanggalkan kaos
ku , juga celana pendek
ku . Kemudian
ku peluk tubuh Kak Risa dan makin
ku at
ku hisap puting susunya, sesekali
ku mainkan putingnya dengan lidah
ku , kemudian
ku hisap lagi . Karena terlalu enjoy, a
ku tidak tahu bahwa ternyata Kak Risa telah menanggalkan kaos putihnya . Sehingga saat dia memeluk
ku erat, tubuh
ku benar-benar bersentuhan dengan tubuh kakak
ku , dan bisa
ku rasakan tubuh kakak
ku yang harum dan sangat halus itu . Lama sekali a
ku menikmati buah dada kakak
ku itu secara bergantian, Kak Risa pun seolah tidak mau melepaskan
ku ia justru menekan kepala
ku ku at-
ku at pada buah dadanya .
Tubuh kami sudah basah semua oleh keringat . Sampai detik itu a
ku masih ragu untuk mela
ku kan seks dengan kakak
ku . Memang awalnya semua ini
ku pelajari dari semua majalah dan film yang
ku lihat, tapi lama kelamaan naluri
ku mulai berinisiatif . Karena masih ragu a
ku coba untuk menciumi bibir kakak
ku lagi . Sama seperti sebelumnya, Kak Risa membalas ciuman itu dengan sangat mesra . Dengan memberanikan diri a
ku membisikan sesuatu ke telinga Kak Risa .
Kak, boleh a
ku lepas celana dalammu? .
Kak Risa agak terkejut .
Kamu mau apa dek . .? .
Aduh a
ku jawab gimana ya .
A
ku mau jilatin vagina kakak .
Karena ragu kata-kata itu keluar dengan asal dan pelan sekali . A
ku ta
ku t .
ku pikir pasti kakak akan marah dan ia tidak bakalan mau .
Ih, nakal .
Jawab Kak Risa spontan, Kak Risa kemudian memandangi
ku sambil tersenyum, wajahnya agak memerah . Masih dengan posisi bersandar Kak Risa melepas celana dalamnya perlahan-lahan . Slow motion itu membuat jantung
ku semakin berdetak tidak menentu .
Popular Posts
Sebenarnya a
ku setengah heran kenapa Kak Risa sama sekali tidak marah ketika a
ku memintanya mela
ku kan hal itu, tapi sudahlah . Kemudian Kak Risa melebarkan pahanya . Awalnya a
ku malu untuk melihat . Untuk menutupi hal itu,
ku ciumi lagi bibir Kak Risa . Kemudian perlahan-lahan
ku turunkan kepala
ku sampai tepat di depan vagina Kak Risa . Vagina Kak Risa nyaris tidak ditumbuhi rambut . Jadi a
ku mampu memandang dengan leluasa gundukan vagina Kak Risa, sebenarnya pemandangan ini juga tidak asing lagi bagi
ku , tapi sedekat ini baru pertama kalinya .
ku lihat ada cairan yang mengalir keluar dari bagian bawah vagina kakak
ku disertai bau yang aneh . Perlahan
ku buka belahan daging yang menutupi lubang vagina Kak Risa . Dan langsung
ku sapu dengan lidah
ku dari bawah ke atas berkali-kali . Saat itu tubuh Kak Risa langsung mengejang . Dengan bibir dan lidah
ku ku permainkan klitorisnya . Secara spontanitas kedua tangannya memegangi kepala
ku . A
ku semakin asyik menjilati vagina kakak
ku itu, bahkan sesekali
ku hisap bagian bawahnya .
ku dengar K
ak Risa berulang-ulang mendesah sambil menyebut nama
ku . Permainan itu luar biasa sekali, meski cairan yang keluar rasanya tidak karuan, tapi a
ku benar-benar menikmatinya .
Saat lidah
ku menyusup ke dalam lubang vagina Kak Risa, sebisanya
ku jilati bagian dalam lubang itu . Kak Risa makin terengah-engah . Nafasnya memburu tidak karuan . Lidah
ku juga makin liar mengobrak-abrik bagian sensitif kakak
ku itu, sehingga semua tempat di dalamnya tersapu oleh lidah
ku . Setelah beberapa menit Kak Risa agak mengejangkan tubuhnya . A
ku merasakan lidah
ku dialiri sesuatu yang hangat . Bersamaan dengan erangan keras dari Kak Risa serta pahanya yang menjepit kepala
ku dengan sangat
ku at .
ku jilati cairan itu sampai bersih, meskipun rasanya masih sama . Kemudian a
ku naik ke atas dan
ku ciumi lagi Kak Risa .
Adek, kamu nakal banget sih?, ekspresi wajah Kak Risa sangat berbeda .
Kak, a
ku sayang sama kakak, Kak Risa memandangi
ku dengan sayu, tangannya mengusap pipi
ku .
Kakak juga sayang kamu .
Dengan berani a
ku mencoba mengajak Kak Risa untuk mela
ku kan hubungan seks dengan
ku .
Kak, boleh a
ku mela
ku kannya sama Kakak .
Kak Risa terdiam mematung, kepalanya tertunduk untuk beberapa saat . Suasana benar-benar hening, sampai nafas kamipun terdengar sangat jelas .
Setelah itu dia kembali memandang
ku sambil bertanya, Kamu yakin mau mela
ku kannya Dek? .
Suara Kak Risa sangat pelan sekali . A
ku tak menjawab, a
ku hanya melihat tatapan mata Kak Risa yang sangat berbeda, a
ku tak bisa menggambarkannya, tapi a
ku tahu Kak Risa rela mela
ku kannya dengan
ku . Langsung
ku lepas celana dalam
ku . Kemudian a
ku agak bergeser ke bawah,
ku lebarkan kedua kakinya . Senjata
ku tampak tegak berdiri, tapi tidak sebesar orang dewasa, masih u
ku ran standart anak 12 tahun . Kak Risa terus menatap wajah
ku saat a
ku mengarahkan senjata
ku tepat di depan vaginanya .
Kak . .?, sekali lagi
ku minta persetujuannya .
Ia mengangguk pelan . Perlahan
ku dorong masuk senjata
ku . Tapi tidak berhasil, dasar masih amatir hijau . Sampai yang ketiga kalinya . Kak Risa kemudian meraih dan menahan pinggang
ku sambil mengarahkan vaginanya tepat di ujung senjata
ku , kemudian
ku coba mendorong lagi, meski sulit dan agak sakit tapi berhasil juga
ku masukkan seluruh senjata
ku ke dalam vagina Kak Risa, perlahan
ku gerakkan pinggang
ku . Kedua tangan Kak Risa tampak meremasi selimut tidur kami . Desahannya mulai terdengar lagi,
ku perhatikan Kak Risa tampak sulit menyesuaikan diri . Pelan tapi pasti,
ku percepat tempo gerakan
ku . Sebenarnya saat itu senjata
ku terasa perih sekali . A
ku merasa nggak enak banget . Tapi erangan Kak Risa yang semakin menjadi membuat
ku tidak berpikir lagi .
Makin
ku hentakan pinggang
ku , dengan gerakan yang teratur, Kak Risa terus menerus menghentakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sesekali ia meregang sambil mengerang keras . A
ku sempat ta
ku t juga kalau sampai ada orang rumah yang terbangun, tapi untungnya kamar kami di atas dan paling ujung, agak jauh dari kamar Mama dan kakak-kakak
ku yang lain . Tiba-tiba
ku rasakan pinggang Kak Risa juga i
ku t bergerak, seperti memutar, sesekali Kak Risa i
ku t menghentakkan pinggangnya . A
ku baru benar-benar merasakan enaknya mela
ku kan hal itu . Dengan iseng
ku remas juga buah dada Kak Risa, dan Kak Risa merespon dengan menggenggam tangan
ku ku at . Gerakan pinggang Kak Risa makin cepat . Kak Risa seperti sudah biasa mela
ku kan hal ini . Dengan pemikiran itu maka semakin agresif a
ku menghentakkan pinggang
ku . Tentu saja hal ini membuat Kak Risa mengerang semakin keras . Dari tubuh
ku dan Kak Risa keringat semakin mengucur deras, padahal AC di ruangan cu
ku p dingin .
Beberapa menit kemudian pergerakan
ku mulai melambat, a
ku seperti agak pusing, a
ku hanya mampu menghentakkan pinggang
ku sesekali, kadang a
ku hanya diam menikmati remasan dinding-dinding vagina Kak Risa .
ku rasa badan
ku mulai lelah . Tiba-tiba Kak Risa meraih tubuh
ku dan mendekap
ku erat sekali, pinggangnya menghentak beberapa kali, rasanya luar biasa . Senjata
ku seperti ditarik makin masuk ke dalam, dan dilumuri cairan yang hangat, diiringi erangan cu
ku p keras dari Kak Risa . Saat Kak Risa melepas dekapannya, a
ku merasa tubuh
ku amat lelah sekali, karena tidak
ku at a
ku berguling di sisi Kak Risa . Pada saat itu a
ku juga merasa dari senjata
ku ada yang mau keluar . Rasanya enak sekali, baru kali itu a
ku merasakan yang seperti ini hingga akhirnya cairan itu keluar membasahi tempat tidur . Entah a
ku tidak ingat apa-apa lagi setelah itu . Paginya ketika a
ku sadar, Kak Risa sudah memeluk sambil menciumi
ku . Kami masih dalam keadaan tanpa pakaian sehelaipun .
Kakak nggak ngira kalau Adek yang dulu sering kakak gendong bisa berbuat ini sama kakak, bisik Kak Risa di telinga
ku .
A
ku sendiri setengah tidak percaya sudah mela
ku kannya dengan kakak
ku Kak . ., a
ku sayang banget sama Kakak, a
ku cinta sama Kakak .
ku peluk Kak Risa dengan
ku at . Kak Risa tersenyum dan mencium
ku lagi .
Kakak ngerti kok Dek . ., kakak juga sayang dan cinta banget sama kamu, kakak hanya tidak menyangka kamu dewasa secepat ini . Dan jujur aja kakak seneng banget bisa mela
ku kan ini sama kamu, Adek
ku sayang .
Tapi ayo cepet bangun, sprei ini harus segera dicuci, lanjut Kak Risa lagi .
Lho, memangnya kenapa?, tanya
ku singkat .
Kakak nggak mau kalau bekas darah di sprei itu sampai ketahuan Mama, jawab Kak Risa .
A
ku setengah terkejut, Darah?, darah apa Kak?, tanya
ku .
Kak Risa tidak menjawab, ia langsung meminta
ku berdiri dan cepat-cepat melepaskan seprei tempat tidur kami .
Awalnya a
ku memang tidak tahu, tapi belakangan a
ku baru mengerti, bahwa ternyata malam itu a
ku telah mengambil keperawanan kakak
ku sendiri, di usia
ku yang belum lagi genap 13 tahun . Bodohnya a
ku , seharusnya a
ku sudah tahu mengenai hal itu . A
ku jadi merasa bersalah, berulang kali a
ku minta maaf padanya, meskipun Kak Risa menga
ku i bahwa ia sangat rela melepas keperawanannya pada
ku . Hanya ia tidak mengira a
ku akan mengambilnya sepagi ini . A
ku jadi makin sayang padanya . Sejak kejadian itu a
ku nggak pernah mencoba untuk mencari pacar . Karena Kak Risa sudah menjadi segalanya bagi
ku .
Setelah kejadian itu pula Kak Risa juga menutup diri pada pergaulannya . Secara otomatis bagi Kak Risa status
ku adalah adik sekaligus kekasihnya, kehidupan kami jadi semakin tertutup . Entah sejak saat itu sudah berapa kali kami mela
ku kannya, dan keluarga kami benar-benar tidak tahu akan hal itu . Lepas SMU, a
ku sudah tidak di Indonesia . A
ku melanjutkan studi ke Amerika . Tapi tetap a
ku tak bisa berpisah dengan Kak Risa . A
ku meminta Kak Risa i
ku t dengan
ku , walau sebenarnya Papa dan Mama tidak setuju . Tapi mereka tak bisa apa-apa karena Kak Risa juga memaksa untuk menemani
ku .
Sampai saat seluruh keluarga
ku pindah ke Amerika pun, mereka tidak pernah tahu bahwa kami telah menjalani kehidupan yang exklusif seperti suami istri . Sekarang Kak Risa sudah bekerja pada sebuah bank di kota yang sama dengan
ku . Kami tinggal di rumah yang jauh dari keramaian, dan kami sudah sepakat untuk menjalani kehidupan yang tertutup ini . Lagipula sampai saat ini keluarga kami tidak menaruh curiga sama sekali, mungkin pola pikir mereka sudah sama seperti orang setempat, tidak mau i
ku t campur urusan pribadi orang lain .
foto bugilT A M A T